crossorigin="anonymous"> Bunda Yang Lupa Menghargai Perasaan Anak Lakukan Ini
Parenting

Bunda yang Lupa Menghargai Perasaan Anak Lakukan Ini

Waktu itu saya sedang antrean check-in untuk sebuah perjalanan udara.

Kemudian tepat sebelah kanan ada seorang ibu dengan anak usia 2 tahun (sedang bermain handphone) menunggu rekannya check-in.

Tiba-tiba temannya memberitahu bahwa perlu sertifikat vaksin. Spontan ibu itu langsung mengambil handphone yang sedang dipegang oleh sang anak. Terbayang, menangislah anak itu.

Ironisnya, kejadian itu terjadi berulang kali. Karena setelah vaksin ternyata ada beberapa dokumen lain yang diperlukan untuk keperluan check-in.

Dan, berulang kali anak 2 tahun itu menangis. Saya menangkap betap kecewa anak kecil itu mendapat perlakuan seperti itu.

Walaupun boleh jadi itu hanya terjemahan saya sendiri menyaksikan peristiwa itu.

Anak Juga Manusia

Sikap ibu itu satu sisi benar saja, karena situasi memang menghendaki dirinya bertindak cepat.

Tetapi langkah sejak awal memberikan anak bermain handphone lalu mengambil tanpa ba-bi-bu kepada anak, jelas satu keputusan yang salah. Anak menjadi terluka (perasaannya) dan kecewa.

Idealnya sang ibu tidak memberikan handphone pada momen seperti itu. Kalau pun terpaksa mengambil, maka seperti sikap kepada orang dewasa, awali dengan kalimat meminta izin atau pun lainnya kepada anak.

Langkah itu penting sebagai bentuk empati kepada anak.

Kalau pun salah pada langkah pertama karena mengambil secara paksa, ibunda bisa memeluk anak dan menyampaikan alasan mengapa handphone itu harus diambil. Kemudian memeluk dan meminta maaf.

Langkah tersebut akan berikan ketenangan pada jiwa anak. Sebab sekalipun ia belum bisa berkomunikasi, ia tetap manusia. Karena itu ibunda penting memahami bahwa menghargai anak sama dengan menghargai orang dewasa.

Tebus dengan Kebaikan

Karena situasi itu terjadi berkali-kali, tentu anak menjadi sangat terganggu.

Maka jika lepas satu urusan, segera gendong dan beri semangat kepada anak agar tidak marah atau kecewa.

Tidak boleh ibunda menganggap sepele perasaan anak-anak, terutama rasa sedih, kecewa dan marah mereka.

Segera bantu anak untuk bangkit dan memahami situasi yang ada. Istilah kata, tebuslah kecewa anak dengan kebaikan berupa perhatian dan kesungguhan dalam mendidik anak.

Tetapi, langkah terbaik sejatinya adalah tidak memberikan anak keleluasaan bermain handphone pada momen-moment di tempat antrean, terlebih untuk sebuah keberangkatan pesawat yang waktu benar-benar terbatas.*

Mas Imam Nawawi

Back to top button